Minggu, 28 April 2013

Sumber Daya Air

 Bagaimanakan Kondisi Air di Bumi Kita Sekarang ini ?

Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar.

97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku dapat ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan di udara.

water pollution 3 Pencemaran Air Perkotaan dan Solusinya

Urbanisasi menambah jenis dan jumlah polutan ke perairan. Di daerah kota dan pinggiran kota, banyak lahan yang tertutup oleh bangunan, perkerasan dan lansekap yang kompak dengan drainase yang terganggu. Permukaan ini tidak menyerap hujan dan berpenaruh besar pada volum dan velositas dari limpasan air. Selain dampak menghancurkan habitat , polutan dari limpasan perkotaan meliputi:
water pollution Pencemaran Air Perkotaan dan Solusinya
  • Endapan sedimen
  • Minyak, lemak dan bahan kimia beracun dari kendaraan bermotor
  • Pestisida dan nutrisi dari rumput dan kebun
  • Virus, bakteri dan nutrisi dari limbah hewan peliharaan dan sistem septik gagal
  • Logam berat dari limbah pabrik, kendaraan bermotor dan sumber lainnya
  • Polusi termal dari permukaan yang gelap dan kedap seperti jalan aspal dan atap
Selain itu banyak rumah tangga yang tidak benar dalam pembuangan limbah air.  Air limbah kadang-kadang terhubung ke saluran air dan semua air kotor berakhir di sungai, deterjen yang digunakan juga mengandung fosfat yang apakan untuk hewan air. Polutan dapat membahayakan populasi ikan dan satwa liar, membunuh vegetasi asli, air minum busuk, dan membuat tempat rekreasi yang tidak aman dan tidak menyenangkan.

Polusi Perkotaan Masalah Negara Berkembang dan Maju 
Masalah pencemaran limbah badan air sering dikaitkan dengan negara-negara berkembang di mana fasilitas sanitasi tidak memadai. Misalnya, menurut laporan 2006 “Laut Karibia, Venezuela, Amerika Tengah & Meksiko 3bc Giwa (Global International Waters Assessment) Penilaian Daerah”, sekitar 472.653 m3 limbah yang tidak diolah setiap hari ke laut di sepanjang pantai Karibia Kolombia.  Proses eutrofikasi yang terjadi sebagai akibat dari pencemaran limbah telah menyebabkan kematian ikan massal  di daerah seperti Teluk Cartagena, sebagai serta perusakan terumbu karang di daerah-daerah seperti Islas del Rosario, Kolombia.
Tidak hanya negara-negara berkembang yang bersalah mencemari badan air dengan limbah yang tidak diolah. Fakta pencemaran air menunjukkan bahwa negara-negara maju juga berjuang dengan masalah yang sama. Sebagai contoh, dalam sebuah artikel berjudul  ”Tekanan untuk Meningkatkan Kualitas Air di Sungai Chicago”, dimuat oleh New York Times tahun 2011 melaporkan pada tekanan  pemerintah federal dan kelompok-kelompok lingkungan yang menempatkan pada perusahaan pengolahan air limbah Chicago  untuk menghentikan pembuangan limbah yang tidak diolah ke Sungai Chicago selama badai, dan untuk disinfeksi air limbah diolah sebelum air itu dibiarkan mengalir ke sungai.
Bahkan, masalah pencemaran air oleh limbah yang tidak diolah dan air limbah tetap signifikan hari. Menurut fakta polusi air dan statistik dari Sumber Daya Nasional Dewan Pertahanan pada tahun 2011, sebanyak 850 miliar galon limbah yang belum diolah dibuang ke  770 kota setiap tahunnya.
Di Indonesia sendiri Tingkat pencemaran air sungai di Indonesia tercatat sudah di atas 30%. Pemerintah pusat melalui sejumlah kementerian yang tergabung dalam Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan memprakarsai program Rencana Pengamanan Air (RPA). Yaitu suatu program uji coba pengamanan air minum atau water safety plan. Hasil survei Kementrian Lingkungan Hidup menyatakan, kondisi pencemaran air di Indonesia telah meningkat hingga 30%. Angka tersebut didapat dari pemantauan terhadap 52 sungai di Indonesia  sejak 2006 hingga 2011. Dan angkanya dipastikan akan terus meningkat seiring pertambahan penduduk.

Solusi-solusi mengatasi polusi air di perkotaan
Pada skala rumah tangga atau pribadi, beberapa hal yang bisa dilakukan diantaranya Pastikan bahwa mobil Anda adalah dalam rangka bekerja dengan baik dan tidak bocor minyak atau BBM. Jangan gunakan produk mobil yang berlebihan mencuci. Jangan menuangkan cairan limbah seperti cat, thinner atau apa pun alam yang sia-sia atau di jalan, hancurkan dengan benar (dan mencoba dan mendorong orang lain!).
Untuk skala yang lebih besar lagi perlu adanya kerjasama dan partisipasi pemerintah, pihak swasta, masayarakat dan pihak terkait lainnya. Beberapa strategi yang bisa membanu mengurangi polusi air perkotaan yang bisa dijadikan pertimbangan diantaranya sebagai berikut.

Strategi 1: pengontrolan polusi air
Cara termurah dan paling efektif untuk mengurangi polusi adalah untuk menghindari memproduksi atau melepaskannya ke lingkungan. Industri dapat memodifikasi proses manufaktur sehingga limbah lebih sedikit diciptakan. Daur ulang atau reklamasi bahan yang mungkin akan dibuang dalam aliran limbah juga mengurangi polusi.
water pollution 2 Pencemaran Air Perkotaan dan Solusinya
Bila pencemaran air berasal dari sumber uang sulit diidentifikasi atau dipantau secara jelas, seperti diantaranya pertanian, limpasan perkotaan, lokasi konstruksi, dan pembuangan tanah, maka harus menggunakan pendekatan kebijakan dan pengawasan secara umum oleh pihak berwenang. Dari sisi teknis yang bisa dilakukan dengan  metode konservasi tanah yang juga membantu melindungi kualitas air daerah.
Dengan membangun fasilitas pembuangan dan pengolahan limbah-kota. Selama 100 tahun terakhir, telah berkembang sistim sanitasi pengelolaan air limbah yang efektif kota untuk melindungi kesehatan manusia, stabilitas ekosistem, dan kualitas air. Ada tiga perlakuan atau penolahan di dalam sistim ini. Pengolahan primer adalah langkah pertama dalam pengolahan limbah kota yang secara fisik memisahkan padatan yang besar dari aliran limbah. Pengolahan tahap sekunder terdiri dari degradasi biologis dari senyawa organik terlarut. Pengolahan tingkat tersier menghilangkan nutrisi tanaman, terutama nitrat dan fosfat, dari limbah sekunder.
Fasilitas pembuangan dan pengolahan limbah-kota di negara maju seringnya terlalu mahal untuk dibangun dan dioperasikan di negara berkembang, yang mana dibutuhkan teknologi berbiaya rendah untuk mengolah sampah. Salah satu pilihan adalah saluran pembuangan limbah, hibrida antara tangki septik tradisional dan sistem saluran pembuangan penuh. Alternatif lain adalah dengan menggunakan lahan basah alami atau buatan untuk membuang limbah. Sistem limbah pengolahan lahan basah sekarang beroperasi di banyak negara berkembang. Limbah dari operasi ini dapat digunakan untuk mengairi tanaman atau meningkatkan ikan untuk konsumsi manusia jika perawatan diambil untuk pertama menghancurkan patogen.
Remediasi air merupakan perkembangan baru dalam teknik lingkungan menyediakan solusi yang menjanjikan untuk masalah polusi air banyak. Metode penahanan membatasi atau menahan air kotor atau limbah cair in situ (di tempat) atau tutup permukaan dengan lapisan kedap air untuk mengalihkan air permukaan atau air tanah jauh dari situs dan untuk mencegah pencemaran lebih lanjut. Cara lain dengan bioremediasi, yaitu penggunaan organisme hidup dapat digunakan secara efektif dan murah untuk membersihkan air yang terkontaminasi (misalnya lahan basah dan pembuluh reaksi yang mengandung organisme).

Strategi 2: Peraturan mengenai air

Mengatur kebijakan yang lebih ketat mengenai polusi air. Di Indonesia, peraturan pemerintah yang mengatur hal ini diantaranya sebagai berikut.
  • Undang-undang Nomor 07 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
  • PerMen LH Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
  • PerMen LH Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
  • PerMen LH Nomor 03 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Standar Kompetensi Manajer Pengendalian Pencemaran Air
  • PerMen LH Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan
  • Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Di Indonesia sudah banyak peraturan yang mengatur mengenai pencemaran air perkotaan, diperlukan langkah implementasi dan pengawasan yang lebih ketat.

Strategi 3: Melibatkan dengan pemerintah setempat untuk memperbaiki sungai perkotaan

Pihak berwenang lokal memainkan peran penting dalam mengatur polusi air perkotaan. Beberapa yang bisa dilakukan diantaranya dengan penyusunan infrastruktur hijau, mempertimbangkan isu air ketika menyeleksi aplikasi proyek pembangunan, pengoperasian perawatan jalan dan kualitas air dan pada saat yang bersamaan memenuhi standar drainase dan risiko manajemen banjir.

Strategi 4: Perencanaan Ruang Kota
Kerangka ini menetapkan pendekatan kebijakan bagi otoritas perencanaan lokal dalam gambar-rencana lokal dan merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan aplikasi perencanaan. Secara khusus prinsip perencanaan inti yang harus berkontribusi untuk melestarikan dan meningkatkan lingkungan alam dan mengurangi polusi. Sejumlah kerangka kebijakan ini mendukung pekerjaan otoritas perencanaan lokal dalam mempengaruhi pengendalian pencemaran menyebar perkotaan. Kerangka mengatakan otoritas perencanaan lokal harus:
  • mengakui manfaat yang lebih luas dari jasa ekosistem dan mencegah perkembangan baru dan yang sudah ada dari kontribusi ke tingkat yang tidak dapat diterima pencemaran air
  • mengembangkan kebijakan yang memperhitungkan dan mengelola risiko banjir dari semua sumber dan di mana pembangunan diperlukan di daerah di mana ada risiko banjir, memastikan mengutamakan penggunaan sistem drainase yang berkelanjutan, sehingga risiko banjir tidak meningkat
  • mendorong penggunaan lahan yang sebelumnya dikembangkan (brownfield)
  • menetapkan pendekatan strategis terhadap penciptaan, perlindungan, peningkatan dan pengelolaan jaringan keanekaragaman hayati dan infrastruktur hijau
  • rencana keanekaragaman hayati pada skala lanskap melintasi batas-batas otoritas lokal
Strategi 5: Kampanye dan Sosialisasi Cinta Sungai
“Cintai Sungai Anda” adalah suatu kampanye yang bertujuan untuk menyoroti hubungan antara kesehatan sungai dan ppenggunaan air sehingga masyarakat dapat mengerti dan menghargai nilai air dan mengambil tindakan untuk memperbaiki sungai dan lingkungan yang ada di sekitar mereka.

Dengan strategi tersebut, diharapkan kita dapat memaksimalkan sumber daya air yang ada dan tentunya tetap menjaga dan melestarikannya untuk kebutuhan sekrang dan masa yang akan datang.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar